Thursday, March 17, 2011

Kuliner

GETUK RUNTING
Walaupun getuk bukan termasuk jajanan khas pati, namun cukup banyak peminatnya. Di jalan Pati Tayu, kira kira 4 km dari kota Pati, tepatnya Desa Runting, kita akan menemukan warung yang menjual getuk. Usaha pembuatan getuk ini sudah ada sejak tahun 1960 yang lalu. Pelopornya Bpk. Jaeman. Sekarang usahanya diteruskan oleh anaknya, Bpk. Suri. Ia dibantu oleh istri dan kedua anaknya.
Sehari ia bisa menghabiskan sekitar 50 kg singkong matang yang ditumbuk sampai halus. Getuk kemudian disajikan dengan taburan kelapa dan serundeng atau kinca (sirup gula merah). Anda dipersilakan memilih salah satunya. Kudapan ini pun tidak membuat Anda miskin karena per getuk, Anda cukup mengeluarkan Rp 500.

PUTU BUMBUNG
Sepanjang jalan Panglima Sudirman berjajar tukang-tukang putu bumbung. Salah satunya mangkal di depan apotek Eka. Bpk. Sugiman sudah berjualan putu bumbung sejak tahun 1976. Awalnya ia berkeliling kota menjajakan dagangannya. Tetapi setahun kemudian, ia memutuskan mangkal di depan apotek Eka. Apotek ini mengizinkan saya jualan di sini karena kata mereka, kue putu bumbung buatan saya enak, kisahnya.
Putu bumbung Sugiman mulai dijual sejak pukul 17.00 sampai pukul 21.00. Dalam sehari ia bisa menjual sekitar 250 buah kue putu. Untuk itu ia harus menyediakan 6 kilogram beras yang ditumbuk jadi menir (tepung beras yang kasar). Harga sebuah kue putu bumbung cuma Rp 200. Ukurannya cukup mini. Karena Sugiman memakai bambu jenis tali (bagian pucuk). Ukuran bambu berdiameter 3 cm.

JAJANAN DI ALUN-ALUN
Ada sekitar 50 pedagang yang menjual aneka makanan di sepanjang alun alun, depan Masjid Baitunnur. Jajanan yang dijual pun beraneka ragam dari makanan khas Pati sampai aneka gorengan. Para pedagang mulai menjajakan dagangannya sekitar pukul 16.00 sampai pukul 23.00. Kalau sedang tidak hujan, pedagang bisa berjualan sampai pukul 24.00, bahkan lebih.
PUJATI (Pusat Jajan Pati)
Di dekat Pasar Puri kita akan menemukan pusat jajan serba ada. Ada sekitar 20 kios yang berjualan di area parkir Gedung Olahraga Pati. Makanan yang dijual pun sangat beragam, dari aneka soto sampai makanan hasil laut. Pusat jajan ini buka dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 01.00. Juga di sediakan tenda tenda bagi yang ingin makan di luar kios .

SOTO AYAM KEMIRI
Salah satu penjual soto ayam kemiri adalah Bpk. Parman. Ia mulai menjual soto sejak tahun 1977 secara berkeliling, tetapi mulai tahun 1995, Parman mulai menetap. Soto ayam ini berasal dari desa Kemiri, sebelah timur Pati. Para pedagang soto ayam lainnya pun kebanyakan dari desa kemiri. Dalam sehari berjualan. Parman bisa meghabiskan sekitar 15 ekor ayam.
Warung soto ini buka dari pukul 16.00 sampai pukul 22.00. Soto buatan Parman memang lezat. Keharumannya pun khas sekali karena masih dimasak dengan kayu bakar. Ini memang ciri khas penjual soto kemiri, katanya. Soto kemiri tidak berbeda dari soto ayam lainnya hanya menggunakan kemiri dan kencur. Rasanya hangat dan gurih.

SATE KELINCI
Ingin makan sate kelinci khas Pati? Singgahlah di Jl. Soedirman, tepatnya di depan Kantor Kejaksaan. Mas Acil, nama penjualnya yang juga kebetulan pegawai di kantor kejaksaan.
Acil baru memulai usaha sejak 2 tahun yang lalu. Rasa sate yang dijual adalah penggabungan resep sate kelinci dari banyak penjual sate kelinci lainnya. Berkat keahliannya dalam menggabungkan dan menambah rasa, kini sate kelinci yang dijual Acil ini jadi makanan alternatif yang banyak dicari oleh orang orang.
Buka dari pukul 16.00 sampai sehabisnya. Selama waktu itu ia bisa menghabiskan 14 ekor kelinci. Satu kelinci bisa jadi 40 tusuk. Perporsinya harganya Rp 6.000. Bukan cuma sate yang dijual di warung yang berpegawai 5 orang ini. Mereka juga menyediakan sop tulang kelinci dan asem asem. Karena saking banyaknya pembeli dan permintaan, Acil juga membuka cabang di Jl. Kolonel Sunandar. Kelinci yang digunakan Acil langsung dari kelinci yang diternak sendiri. Saya tertarik menjual sate kelinci , kan, karena semula memang beternak kelinci, ucapnya.
Konon daging kelinci bisa menyembuhkan penyakit lever, kuning, dan banyak penyakit lainnya. Buktinya, Ada pembeli yang sekarang jadi pelanggan tetap karena merasa sembuh dari penyakit lever setelah makan sate kelinci buatan Acil.

No comments:

Post a Comment

Free Blogger Templates Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree CSS Templates dreamweaver